Disgerminoma: Tumor Germinal Ovarium yang Perlu Diwaspadai
Disgerminoma adalah salah satu jenis tumor germinal ganas yang berasal dari sel-sel germinal (sel benih) ovarium. Meskipun tergolong langka, disgerminoma merupakan jenis kanker ovarium yang paling umum ditemukan pada wanita muda, terutama di usia remaja hingga awal 30-an. Karena sifatnya yang cenderung menyerang wanita usia produktif dan potensi penyebarannya, penting untuk mengenali karakteristik, gejala, serta penanganan yang tepat terhadap disgerminoma.
Apa Itu Disgerminoma?
Disgerminoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel germinal primitif di ovarium. Tumor ini merupakan bentuk ovarium dari seminoma testis, yaitu kanker yang menyerang testis pada pria. Disgerminoma termasuk dalam kelompok tumor sel germinal ganas (malignant germ cell tumor), yang berbeda dari tumor epitel ovarium yang lebih sering ditemukan pada wanita usia lanjut.
Disgerminoma mencakup sekitar 1-2% dari semua kanker ovarium, namun menyumbang hingga 30-40% dari tumor germinal ovarium ganas. Sekitar 75% kasus disgerminoma terdiagnosis pada stadium awal, yang memberikan prognosis yang lebih baik dibanding kanker ovarium lainnya.
Faktor Risiko
Walaupun penyebab pasti disgerminoma belum diketahui, beberapa faktor risiko yang mungkin berkontribusi antara lain:
- Usia muda: Umumnya terjadi pada wanita usia remaja hingga awal 30-an.
- Kelainan genetik atau kromosom, seperti:
- Disgenesis gonad (misalnya sindrom Turner atau sindrom Swyer).
- Pasien dengan 46,XY gonadal dysgenesis lebih rentan terkena disgerminoma.
- Riwayat keluarga dengan tumor germinal (meskipun sangat jarang).
Gejala Disgerminoma
Pada tahap awal, disgerminoma mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, saat tumor membesar atau menyebar, beberapa gejala berikut bisa muncul:
- Nyeri perut bagian bawah atau panggul.
- Pembesaran perut atau perasaan penuh (akibat massa di ovarium).
- Gangguan menstruasi atau perdarahan tidak normal.
- Gejala sistemik seperti kelelahan, penurunan berat badan, atau demam (pada kasus lanjut).
- Bila terjadi metastasis, gejala bisa muncul di organ lain seperti hati, paru-paru, atau kelenjar getah bening.
- Pada pemeriksaan fisik, bisa teraba massa di daerah pelvis atau abdomen. Pemeriksaan lanjutan dibutuhkan untuk konfirmasi.
Diagnosis
Diagnosis disgerminoma memerlukan kombinasi dari beberapa pendekatan:
1. Pemeriksaan Imaging
USG transvaginal atau transabdominal: untuk mendeteksi adanya massa ovarium.
CT scan atau MRI: untuk mengevaluasi penyebaran tumor ke organ lain.
2. Penanda Tumor
LDH (Lactate Dehydrogenase) seringkali meningkat pada disgerminoma.
Bisa juga disertai peningkatan beta-hCG (jarang), namun AFP (Alpha-Fetoprotein) biasanya tidak meningkat, membedakannya dari jenis tumor germinal lainnya seperti yolk sac tumor.
3. Pemeriksaan Histopatologis
Konfirmasi diagnosis dilakukan melalui biopsi atau setelah operasi pengangkatan tumor, dengan analisis jaringan di bawah mikroskop. Ciri khas disgerminoma adalah adanya sel-sel bulat besar dengan sitoplasma jernih dan inti sentral.
Stadium dan Penyebaran
Stadium disgerminoma ditentukan berdasarkan sistem FIGO (International Federation of Gynecology and Obstetrics):
Stadium I: Terbatas pada satu atau kedua ovarium.
Stadium II: Menyebar ke organ panggul lain.
Stadium III: Menyebar ke rongga perut atau kelenjar getah bening regional.
Stadium IV: Metastasis jauh (misalnya ke paru-paru, hati).
Pengobatan
1. Pembedahan
Langkah awal pengobatan adalah operasi. Tujuannya adalah:
Mengangkat tumor (biasanya ooforektomi unilateral, yaitu pengangkatan satu ovarium).
Menentukan stadium penyakit (dengan biopsi jaringan sekitarnya dan kelenjar getah bening).
Pada wanita muda yang masih ingin memiliki anak, pendekatan fertility-sparing surgery bisa dilakukan — yaitu hanya mengangkat ovarium yang terkena dan mempertahankan rahim dan ovarium sebelahnya.
2. Kemoterapi
Karena disgerminoma sangat sensitif terhadap kemoterapi, regimen berbasis BEP (Bleomycin, Etoposide, dan Cisplatin) sering digunakan. Kemoterapi biasanya diberikan:
Setelah operasi jika stadium penyakit lebih lanjut.
Sebagai terapi utama jika operasi tidak memungkinkan.
3. Radioterapi
Jarang digunakan saat ini karena potensi efek samping terhadap kesuburan, meskipun dulu merupakan pilihan utama pada kasus stadium awal.
Prognosis
Prognosis disgerminoma sangat baik, terutama jika didiagnosis pada stadium awal. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun mencapai:
- >90% untuk stadium I
- Sekitar 80–90% untuk stadium II-III dengan terapi kombinasi
- Bahkan untuk kasus metastasis, respon terhadap kemoterapi sangat baik.
Faktor yang mempengaruhi prognosis meliputi:
- Stadium penyakit
- Respons terhadap kemoterapi
- Keadaan umum pasien
Fertility dan Kehamilan Setelah Pengobatan
Karena disgerminoma sering menyerang wanita usia subur, aspek kesuburan menjadi pertimbangan penting. Banyak pasien yang berhasil hamil dan melahirkan setelah pengobatan, terutama jika hanya satu ovarium yang diangkat dan terapi radiasi dihindari. Konsultasi dengan spesialis onkologi dan fertilitas sangat disarankan.