Welcome to a dr. Primandono Perbowo, SpOG (K) Onk
Selain kanker serviks, kanker vulva juga mengintai para wanita. Jenis kanker ini terjadi pada permukaan luar organ genital. Vulva merupakan area kulit yang mengelilingi uretra dan vagina, termasuk klitoris dan labia. Kanker vulva biasanya terjadi sebagai benjolan atau luka pada vulva yang sering menyebabkan rasa gatal. Gangguan ini dapat terjadi pada segala usia, tetapi paling sering didiagnosis pada wanita dewasa yang lebih tua. Biasanya, pengobatan kanker vulva melibatkan operasi untuk mengangkat kanker dan sejumlah kecil jaringan sehat di sekitarnya. Terkadang, operasi juga mengharuskan dilakukan pengangkatan seluruh vulva. Oleh karena itulah, semakin dini kanker vulva didiagnosis, akan semakin kecil pula kemungkinan pembedahan yang diperlukan sebagai perawatannya. Ini artinya, kamu perlu mengetahui gejala awal kanker vulva sehingga tahun kapan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan.
Gejala awal kanker vulva biasanya muncul sebagai benjolan atau ulserasi, kemungkinan juga disertai rasa gatal, iritasi, atau pendarahan. Terkadang, seorang wanita tidak segera melakukan pemeriksaan hanya karena malu. Padahal, diagnosis dini dapat mencegah penyakit berkembang menjadi lebih buruk.
Kamu tak perlu harus bertatap muka dengan dokter, gunakan saja aplikasi Halodoc untuk bertanya seputar kanker vulva atau masalah kesehatan lainnya. Download aplikasinya di ponselmu dan kamu langsung bisa chat dengan dokter spesialis kapan saja.
Selain munculnya benjolan, gejala khas lainnya yang terjadi saat seorang wanita mengalami kanker vulva, yaitu:
Apa yang menjadi penyebab pasti kanker vulva tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor tertentu dicurigai dapat meningkatkan risiko terserang penyakit ini, yaitu:
1. Pertambahan Usia
Risiko kanker vulva meningkat pada wanita seiring dengan bertambahnya usia, meski masalah kesehatan ini dapat terjadi pada usia berapapun. Rata-rata, wanita yang didiagnosis mengidap kanker vulva berusia 65 tahun.
2. Terinfeksi Human Papillomavirus (HPV)
HPV merupakan infeksi menular seksual yang dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit kanker, termasuk kanker vulva dan serviks. Tidak sedikit wanita remaja dan dewasa muda yang aktif secara seksual terpapar gangguan kesehatan ini. Sebagian besar infeksi bisa hilang dengan sendirinya, tetapi pada sebagian orang, infeksi dapat menyebabkan perubahan sel dan meningkatkan risiko kanker di masa depan.
3. Merokok
Merokok memang tidak memberikan dampak positif bagi kesehatan. Sebaliknya, kebiasaan ini meningkatkan risiko dampak negatif bagi tubuh. Bagi wanita, salah satu dampak negatif yang mungkin terjadi adalah meningkatnya risiko kanker vulva.
4. Kekebalan Tubuh yang Lemah
Orang-orang yang menggunakan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh, seperti mereka yang pernah menjalani transplantasi organ atau memiliki kondisi yang melemahkan kekebalan tubuh, seperti human immunodeficiency virus (HIV), memiliki potensi risiko kanker vulva.
5. Riwayat Kondisi Pra-kanker pada Vulva
Neoplasia intraepitel vulva merupakan kondisi prakanker yang dapat meningkatkan risiko kanker vulva pada wanita. Sebagian besar kasus neoplasia intraepitel vulva tidak akan pernah berkembang menjadi kanker, tetapi sejumlah kecilnya dapat menjadi kanker vulva invasif. Dokter biasanya akan menyarankan perawatan untuk menghilangkan area sel-sel abnormal dan pemeriksaan tindak lanjut secara berkala.
6. Memiliki Masalah Kulit yang Melibatkan Vulva
Adanya masalah kulit juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker vulva. Salah satunya adalah lichen sclerosus, masalah kesehatan yang menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
Itulah tadi beberapa gejala awal kanker vulva yang harus kamu waspadai dan faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker vulva. Jangan malu dan menunda untuk melakukan deteksi serta pemeriksaan dini jika kamu merasakan adanya gejala, ya!